malam semua, malam ini admin akan kembali membagikan tentang cerita creepypasta lama yang admin dapat kan di blog lama admin yang udah mati, ya walaupun old tapi gold la istilah nya, walaupun cerita yang satu ini rating nya agak di bawah standar admin tapi ya tetap lumayan di baca lah, oke deh langsung aja cekidot . . .
Dream That Brings Change
Menemukan
kedamaian, ketentraman, dan ketenangan adalah hal yang sangat diharapkan setiap
orang, meski ada beberapa orang yang tidak mau jujur mengakuinya, tapi itulah
yang sangat kita inginkan jauh di dalam diri kita, begitu juga yang aku mau.
Aku sangat
muak melihat kerusuhan, dan semua kejahatan yang semakin terus menjamur dan
menyebar dengan cepat, semua itu terjadi bagaikan penyakit yang disebabkan oleh
sebuah virus arogansi, kemarahan, kekecewaan, dan suatu kepuasan sepihak.
Jujur aku
sangat benci melihat semua drama itu, dimana ada sebagian orang yang melakukan
kejahatan namun berteriak seolah apa yang diyakni dalam dirinya adalah
satu-satunya hal yang benar dan itulah kebenaran, padahal benar untuknya belum
tentu benar untuk orang lain.
Aku memang
tak bisa melakukan apapun, tapi dengan melihat dan mendengarnya saja di media,
sudah cukup membuatku menggerutu kesal di dalam hati. Kumatikan televisi yang
kutonton dari pagi tadi itu dengan rasa kesal, tapi aku benar-benar tidak dapat
mengerti kenapa ada orang yang mau melakukan kejahatan, padahal bukankah
menyenangkan jika yang kita lakukan adalah
kebaikan, yah mungkin inilah dunia.
kebaikan, yah mungkin inilah dunia.
Kubereskan
semua buku yang berserakan di dalam kamarku sambil terus berfikir tentang apa
yang kusaksikan tadi.
Kebetulan siang ini sangat cerah, ditambah lagi aku sedang libur kerja, jadi aku bisa sedikit menenangkan kepalaku dengan bermalas-malasan dirumah. Kulihat tempat tidur yang tadi pagi kurapikan, kunyalakan kipas angin dan kuarahkan ke tubuhku, lalu aku pun membaca majalah otomotif yang terbit hari ini sambil tergeletak di kasurku yang nyaman.
Kebetulan siang ini sangat cerah, ditambah lagi aku sedang libur kerja, jadi aku bisa sedikit menenangkan kepalaku dengan bermalas-malasan dirumah. Kulihat tempat tidur yang tadi pagi kurapikan, kunyalakan kipas angin dan kuarahkan ke tubuhku, lalu aku pun membaca majalah otomotif yang terbit hari ini sambil tergeletak di kasurku yang nyaman.
Entah
berapa lama aku membaca, aku pun melirik jam dinding yang ada di dekat pintu,
ternyata masih menunjukkan pukul 12.45, hanya lebih 15 menit dari saat aku
mulai membaca majalah tadi, aneh memang karena sepertinya aku cukup lama
membaca majalah tadi.
“lama
sekali waktu kali ini”, bisikku dalam hati
Meski begitu aku memang tidak menaruh curiga pada apa yang terjadi, bukankah wajar jika kita menunggu waktu akan terasa lama, namun jika kita sedang tergesa-gesa waktu akan cepat berlalu. Karena merasa jenuh hanya tidur-tiduran dalam kamar, aku pun bermaksud untuk pergi berjalan-jalan di taman.
Meski begitu aku memang tidak menaruh curiga pada apa yang terjadi, bukankah wajar jika kita menunggu waktu akan terasa lama, namun jika kita sedang tergesa-gesa waktu akan cepat berlalu. Karena merasa jenuh hanya tidur-tiduran dalam kamar, aku pun bermaksud untuk pergi berjalan-jalan di taman.
Saat aku
keluar rumah, banyak orang yang terlihat menikmati keindahan hari ini, baik itu
anak-anak maupun orang dewasa. Untuk sesaat semua terlihat normal, sampai aku
baru sadar mereka semua selalu melihat ke arahku dengan tatapan penuh
kebencian. Aku bingung dengan apa yang sebenarnya terjadi, ku lihat diriku
sendiri dari kaca sebuah mobil yang terparkir di dekatku.
“apa yang
salah ya??”, gumamku dengan suara pelan.
Semua ini
sikap mereka membuatku berubah pikiran, dan aku memutuskan untuk tidak
melanjutkan perjalananku dan kembali pulang. Sesampainya dirumah, aku masih
tetap kebigungan dengan sikap semua orang padaku. Baru saja aku mau membuka
pintu yang terkunci, terdengar suara sapaan dari belakangku.
“hai
pecundang, terlalu takut untuk keluar rumah ya.. hahaha”. teriak suara itu.
Aku yang
mendengar kata-kata kasar itu langsung berbalik.
“pecundang??
Kasar sekali cara bicaramu..!!”, jawabku sambil menoleh ke belakang.
Ternyata
yang bicara adalah Rico, dia adalah salah satu orang yang pernah satu SMA
denganku, dan dia adalah orang yang sangat aku benci.
Dia adalah
orang yang membuat aku selalu dalam masalah, ada saja ulahnya untuk
menjatuhkanku, mulai dari menyebar kebohongan tentang ku, bahkan dia pernah
menyebarkan fitnah bahwa aku melakukan praktek sihir, entah berapa kali warga
datang kesini hanya untuk memastikan apa yang dia katakan, dan sebanyak itu
juga aku selalu menjelaskan kebenarannya, tapi tidak ada yang mempercayai apa
yang aku katakan, karena malas meladeni orang seperti dia apalagi berusaha
membuktikan hal yang kuanggap tidak penting seperti itu, aku hanya diam saja
dan mengacuhkan semua, tapi sayangnya sikapku yang hanya diam membuatku masuk
kedalam masalah yang lebih jauh, karena banyak juga orang yang mempercayai apa
yang dia katakan.
Padahal
kenyataannya dia adalah seorang pemimpin sebuah genk motor yang kerap melakukan
aksi kriminal di daerahku, tapi karna orang tuanya adalah orang yang
berpengaruh, dia selalu saja terlindungi.
Aku yang
mengetahui siapa dia sebenarnya menjadi objek yang terus diawasi oleh
kelompoknya. Tapi kali ini dia benar-benar datang sendiri kerumahku.
“kenapa
kau hanya menatapku saja bodoh, ayo pukul aku, kenapa kau diam..!!!”, teriaknya
padaku.
Melihat
hal itu emosiku semakin memuncak, selama ini aku sudah sabar menghadapi
sikapnya yang selalu seenaknya padaku,tapi apa yang harus kulakukan, orang dari
kalangan sepertiku ini tak mungkin bisa melawannya, aku tau orang-orang berada
seperti mereka selalu merasa kuat, karena hukum ada dipihak mereka, jika ada
perkara, mereka bisa membayar pengacara atau siapapun yang bisa meringankan dan
membebaskan mereka dari hukum. Sedangkan jika orang dari kalangan bawah
sepertiku yang berulah, tentu saja hanya akan dijadikan kambing hitam, karena
ketidakmampuan dan ketidaktahuannya dalam hukum.
“memangnya
apa salahku padamu? Kenapa kau datang ke rumahku dan tiba-tiba mencari masalah
seperti ini??”, jawabku berusaha tenang.
“mencari
masalah?? Hahahah apa kau bodoh??? Aku kesini bukan untuk mencari masalah, tapi
untuk menyingkirkanmu !!”, teriaknya.
Mendengar apa yang dikatakannya muncul rasa takut dalam diriku, apalagi aku benar-benar tidak menyangka bahwa perbincangan kami telah disaksikan oleh banyak orang, dan semua orang menatap kearahku seolah mengisyaratkan “AYO BUNUH DIA”.
Mendengar apa yang dikatakannya muncul rasa takut dalam diriku, apalagi aku benar-benar tidak menyangka bahwa perbincangan kami telah disaksikan oleh banyak orang, dan semua orang menatap kearahku seolah mengisyaratkan “AYO BUNUH DIA”.
Kuperhatikan
dirinya baik-baik, ternyata dia bersiap mengeluarkan sebuah pisau dari balik
jaketnya, dia pun menusuk tubuhku berulang kali.
Rasa sakit
ini datang bersama hujaman pisau yang menusukku, aku menatap matanya dan
kulihat dia hanya tersenyum bahagia, ditambah lagi sorak-sorak kesenangan dari
orang yang menyaksikanku diperlakukan seperti ini hanya menambah kepedihan yang
kurasakan.
Kecewa,
kebencian, dan kemarahan datang bersama tawa mereka padaku, ku pegang perutku
yang tadi ditusuk oleh pisau itu, sekarang aku bisa merasakannya.
Darah yang
mengalir dari perutku ini, menambah kebencianku pada manusia-manusia seperti
mereka, mataku pun perlahan mulai terpejam.
“kriiiing..kring…kring…”
“kriiiing..kring…kring…”
“aaaaaaaaaaaarrgggggggggggggggggggggghhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh”,
teriakku
Aku pun
terduduk, dengan nafas yang tak beraturan sambil melihat sekelilingku, ternyata
alarmku berbunyi tepat pada pukul 12.45.
“sial,
untung saja semua yang terjadi tadi cuma mimpi…HAHAH… mimpi… cuma mimpi……
HA..HA..HAHAHA” , teriakku memecah kesunyian kamar ini.
Tak
kusangka apa yang terjadi tadi hanya mimpi, disampingku masih ada majalah yang
tadi kubaca, keringatpun masih mengucur dengan deras dikarenakan mimpi yang
barusan ku alami, sepertinya aku ketiduran saat membaca majalah ini tadi, aku
pun turun dari ranjangku namun langkahku terhenti, dan kuraba bagian perutku.
“huh
ternyata masih utuh ya.. heheh”, gumamku sambil tersenyum sendiri.
Mimpi tadi terasa sangat nyata, bahkan rasa sakitnya masih bisa kurasakan sekarang.
Mimpi tadi terasa sangat nyata, bahkan rasa sakitnya masih bisa kurasakan sekarang.
Secapatnya
ku ambil handuk dan bergegas mandi, setelah selesai mandi, aku bercermin
seperti biasa, karena kebetulan di dalam kamar mandiku ada sebuah cermin, ku
tatap cermin itu sebentar dan ku tebarkan senyumanku, lalu aku terkejut karena
ada sebuah wajah yang aku kenali ada dibelakangku ikut tersenyum.
“siapa
itu…?? apa yang kau lakukan???”, teriakku sambil menoleh ke sekitarku
Aku merasa
bodoh berteriak-teriak seperti itu, karena aku tau bahwa ini masih di kamar
mandi. Karena takut aku cepat keluar dari sanaApa yang tadi kulihat benar-benar
menyeramkan, aku mengenalinya tapi benar-benar sangat sulit untuk mengingat
siapa dia.
Ketakutan
yang menghantuiku saat ini membuatku benar-benar merasa kacau. Aku duduk di
tepi tempat tidurku memikirkan keanehan-keanehan yang kualami.
Tak lama kemudian terdengar suara ketukan pintu dari luar.
Tak lama kemudian terdengar suara ketukan pintu dari luar.
“tok..tok..tok..”
Aku hanya
diam saat ketukan pertama berbunyi, tapi suara ketukan terdengar lagi dan kali
ini lebih kencang dan lebih panjang dari yang pertama.
“tok..
tok..tok..tok..tok..”
Aku turun dari tempat tidurku dan berjalan kearah pintu depan, namun baru saja aku keluar kamar, seseorang seperti sudah menungguku, dengan posisi yang awalnya membelakangiku dia berbalik sambil memasang senyuman mengerikan.
Aku turun dari tempat tidurku dan berjalan kearah pintu depan, namun baru saja aku keluar kamar, seseorang seperti sudah menungguku, dengan posisi yang awalnya membelakangiku dia berbalik sambil memasang senyuman mengerikan.
“si..si..siapa
kamu??”, tanyaku
Tanpa
menjawab orang itu langsung berlari kearahku dan menusukku dengan sebuah pisau.
“k..kk..kkkau
Rico..!!”, gumamku
“apa
brengsek, pergilah kau ke neraka”, teriaknya padaku
Aku
mendorong tubuhnya dan lari ke kamarku, kukunci pintu kamarku dan ku coba
berteriak dari jendela, sambil menahan darah yang mengalir dari tubuhku.
Saat aku berteriak
sebuah sayatan merobek wajahku, segera kututup jendela itu. Ternyata itu Rico,
bagaimana mungkin dia bisa sangat cepat berpindah.
Tubuhku
gemetar dan tak bisa melakukan apapun, yang kulakukan saat ini hanya meringkut
diatas tempat tidurku.
“Kriing…kring….kring….”
Kudengar
suara alarmku kembali berbunyi, dan itu membuatku terbangun…
Semua yang
kualami tadi tak nyata, semua itu cuma mimpi….
Mimpi yang terjadi di dalam mimpi……….
Apa aku gila sehingga bisa bermimpi seperti itu… atau mungkin sekarang juga mimpi… ternyata jam menunjukkan pukul 12.45..
Mimpi yang terjadi di dalam mimpi……….
Apa aku gila sehingga bisa bermimpi seperti itu… atau mungkin sekarang juga mimpi… ternyata jam menunjukkan pukul 12.45..
“hahah,
sial aku ditipu oleh mimpi… pasti sekarang masih mimpi…hahahah !!”,
teriakku
Baru saja
aku berhenti tertawa suara ketukan pintu terdengar.
“tok..tok..tok”
Aku
tersenyum mendengar itu, aku pergi ke gudang dan mengambil sebuah katana yang
biasanya kujadikan pajangan.
“pasti dia
yang mengetuk, hahha”, gumamku
Setelah
pedang itu kudapatkan kusembunyikan di belakangku, aku berjalan menuju pintu
dan membukanya. Benar saja itu memang Rico, belum sempat dia berkata-kata, ku
ayunkan pedang itu pada kepalanya.
Kepala
yang tertebas pedangku itu pun menggelinding tepat di bawah kakiku, dan dari
lehernya mengalir darah segar yang sangat banyak. Beberapa orang berteriak
histeris karena ketakutan melihat apa yang baru saja kulakukan.
Aku
tertawa menyaksikan itu, benar-benar menyenangkan bisa meluapkan semua
kebencian ini pada orang yang biasanya menindasku.
Sekarang
aku berfikir bahwa kejahatan itu ternyata tidak begitu buruk,dan aku tak
mengkhwatirkan apapun, karena aku tau bahwa ini hanya mimpi. Aku pun masuk
kedalam rumah dan kembali tertidur dengan perasaan puas, sampai aku akhirnya
aku terbangun kembali saat polisi datang ke rumahku, dan disinilah aku
menyadari bahwa yang baru saja terjadi bukanlah mimpi.
Sampai
saat ini aku masih tidak bisa membedakan mana mimpi dan mana dunia nyata, tapi
sekarang aku tidak peduli karena sekarang aku mengerti mengapa orang-orang ada
yang mau berbuat jahat, karena semua itu menyenangkan.
Tapi
sayangnya mereka semua tidak sependapat denganku, bahkan berkata bahwa aku
adalah orang yang sakit jiwa, sehingga menempatkanku disini bersama orang-orang
yang tak waras. Aku akan menunggu disini berpura-pura sama seperti mereka,
sampai ada kesempatan aku bisa lari dari sini.
untuk melihat cerita lain nya, silahkan cek di sini